Sabtu, 27 Desember 2014

Ilmu Budaya Dasar Bab 9 - Manusia dan Tanggung Jawab - Artikel Terkait


Ilmu Budaya Dasar
BAB 9

v MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

A.   Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga tanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul, menanggung segala sesuatu atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Dengan begitu, tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Seperti halnya yang sedang saya kerjakan saat ini adalah merupakan tanggung jawab saya sebagai mahasiswa, yakni mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen saya dengan tenggat waktu yang telah ditentukan.

Timbulnya rasa tanggung jawab adalah karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Karena itulah, manusia harus menciptakan keserasian, keseimbangan, keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungannya.

Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain.

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab ( berbudaya ). Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab, perlu ditempuh usaha melalui pendidikan penyuluhan, keteladanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.


B.   Macam – Macam Tanggung Jawab

Tanggung jawab dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal beberapa jenis tanggung jawab. Diantaranya adalah;
a.)    Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab ini  menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.
b.)    Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga.
c.)    Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lainnya agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
d.)   Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan Negara
Setiap individu adalah warga negara suatu negara, karena itu manusia terikat oleh norma – norma yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri, bila perbuatan manusia itu salah dimata hukum negara maka Ia harus bertanggung jawab kepada negaranya.
e.)    Tanggung Jawab Terhadap Tuhan
Tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman – hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai Kitab Suci melalui berbagai macam agama. Untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan. Seperti contoh, seorang Biarawati yang dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan, sesuai dengan hukum dan ajaran yang ada pada agamanya. Hal itu dilakukan agar ia sepenuhnya dapat mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya.

C.   Pengabdian dan Pengorbanan

Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

a.      Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat atau satu ikatan dan semuanya itu dilakukan dengan ikhlas. Contoh pengabdian adalah seperti halnya seseorang yang bekerja keras sehari penuh untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga. Hal ini berarti dia mengabdi pada keluarganya.

Pengabdian kepada negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain, dilakukan oleh pegawai negeri yang bertugas menjaga mercusuar dipulau yang terpencil. Mereka hidup secara terbatas dalam lingkup didaerah terpencil itu. Jika dibandingkan dengan kehidupan pegawai negeri lainnya dikota atau ditempat yang lebih nyaman, timbul pertanyaan, “berapa banyak kah orang yang mau dan mampu menghayati pengorbanan merek itu ( pegawai negeri penjaga mercusuar ) ?



b.      Pengorbanan
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda bakti tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan khotbah agama. Dari situlah manusia mempeoleh teladan bagaimana seharusnya kita wajib berkorban.

Ketika ada pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi dan kapan saja diperlukan. Pengabdian menunjuk kepada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

Kesediaan seorang guru sekolah dasar yang ditempatkan dipelosok daerah terpencil,daerah transmigrasi adalah sebuah bentuk pengabdian yang juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena Ia mengajar disitu tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, Ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat atau bangsanya. Ia hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat. Pengorbanan yang Ia berikan berupa tenaga, pikiran, dan waktu untuk kepentingan anak didiknya.









v  bab 9 artikel terkait - mANUSIA DAN tanggung jawab

Pengabdian Asnat Bell, Guru Di Pedalaman NTT



Penciptaan lapangan pekerjaan berjalan seiring dengan kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas. Sosok guru memiliki peranan yang strategis dalam mengasah peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas. Pendidikan dijadikan peta akademi yang menentukan kualitas sumber daya manusia dengan eksistensi guru sebagai navigasi penggerak yang menentukan.
Dengan niat mulia untuk mengentas kebodohan dan kemiskinan di Indonesia, semenjak lulus SMA, Asnat Bell bersama dengan temannya yang lain mulai mengajar di SD GMIT di tahun 2002. Di desa ini, meskipun diberikan fasilitas sekolah gratis, banyak anak-anak putus sekolah oleh karena kemiskinan. Anak-anak tersebut lebih memilih untuk membantu meringankan beban orang tuanya dan bekerja daripada sekolah.
Di sekolah ini terdapat 4 guru honor dan 3 PNS. Selepas teman-teman Asnat Bell yang lain mengundurkan diri dan menempuh pekerjaan lain untuk mencari nafkah, sekolah ini kosong. Dari pengabdiannya selama 10 tahun, Asnat Bell mengajar 7 hari seminggu, 26 hari sebulan dalam tempo 182 jam dengan honor sebesar Rp.50.000,- per bulan, atau setara Rp.277,- per jamnya. Sejak mengajar dari tahun 2002 sampai dengan sekarang, honornya yang hanya sebesar Rp.50.000,-  per bulan itu turun terkadang 3 – 4 bulan, dan di gunakan olehnya untuk menghidupi 3 orang anak dan keluarganya. Walau demikian, Asnat Bell dengan tekun mengajar selama 7 jam setiap hari dan mengajar 9 mata pelajaran di kelas 1. Panggilan hati dan tanggung jawab moralah yang membuat dia tetap bertahan.
    Selama bertahun-tahun mengabdi dan mengajar, Asnat Bell masih harus menunggu kebijakan pemerintah untuk diangkat menjadi seorang Guru PNS. Kebijakan sekolah mengatakan, seorang guru yang akan jadi PNS harus melanjutkan ke jenjang pendidikan keguruan, minimal D3, sedang Asnat Bell hanya SMA. Hingga kini, Asnat Bell masih terus berharap, semoga di tahun ke-11 dia mengajar, pemerintah mengangkat dia menjadi PNS.
Terlepas daripada kisah Asnat Bell, tingkat pendidikan di Indonesia dinilai masih sangat rendah apabila di banding dengan negara-negara lain, dikarenakan tingkat partisipasi pendidikan yang rendah, angka drop-out yang tinggi, angka melanjutkan yang terbatas, prestasi belajar siswa yang rendah, kurangnya tenaga pengajar yang kompeten dan berdedikasi tinggi terhadap anak didik dijadikan sebagai fakor indikasi gagalnya pendidikan nasional kita.
Bidang pendidikan yang menjadi tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia diharapkan untuk melakukan pembenahan sedini mungkin supaya pengembangan kualitas kelembagaan sekolah dan lulusannya dapat memenuhi harapan masyarakat luas, khususnya dalam rangka persaingan global yang memerlukan sumber daya manusia yang bermutu dan selalu melakukan improvisasi diri secara terus menerus.
    Jimmy N Penggagas akun twitter @1000_guru dan www.seribuguru.org mengatakan, “bangsa ini butuh orang yang peduli untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Terutama di daerah-daerah terpencil.” Aksi nyata, semangat dan “kicauan” twitter yang konsisten dari pria berusia 28 tahun ini, pantas untuk ditiru. 
Masih banyak Asnat Bell -Asnat Bell di Pedalaman NTT ini, yang mencoba memberikan pengajaran, agar anak-anak NTT dapat membangun desanya, daerahnya. Semoga kisah ibu Asnat Bell dapat menginspirasi kita, dan pemerintah menjadi peduli dengan Indonesia Timur. Asnat Bell adalah potret nyata kondisi pendidikan Indonesia di Amanuban Timur daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur (NTT). (SHIN/SERIBUGURU)
                                                                              




Tidak ada komentar:

Posting Komentar