Selasa, 16 Desember 2014

Ilmu Budaya Dasar Bab 6 - Manusia dan Penderitaan - Artikel Terkait


Ilmu Budaya Dasar
BAB 6

v MANUSIA DAN PENDERITAAN

A.   Pengertian Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Suatu peristiwa yang dianggap sebagai penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.

Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “resiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatNya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang – kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak berpaling dariNya.

Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain, banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi pada umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.

Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku – liku kehidupan manusi, sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.






B.     Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami oleh seseorang, timbullah penderitaan itu.

Berita mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari – hari. Sebuah harian Ibu Kota ( Pos Kota ) halaman pertama isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah di satu pihak kasus siksaan, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain – lain merupakan sumber keuntungan. Karena dengan mengekspose berita – berita seperti itu, koran itu cukup laku dan mempunyai keuntungan yang tinggi.

Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian atau ketakutan. Kebimbangan dialami oleh seseeorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya, ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat teratasi. Kesepian merupakan perasaan sepi dalam diri sendiri atau dalam jiwa seseorang walaupun ia sedang berada di dalam lingkungan yang ramai. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut dengan phobia. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, diantaranya ;
1.      Claustrophobia dan Agoraphobia
2.      Gamang
3.      Kegelapan
4.      Kesakitan
5.      Kegagalan

C.    Kekalutan Mental
Kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar. Sebab – sebab timbulnya kekalutan mental dapat disebutkan sebagai berikut;
a.       Kepribadian yang lemah
b.      Terjadinya konflik sosial budaya
c.       Cara pematangan batin
Proses- proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya kearah yang positif ( trauma atau luka jiwa ) ataupun negatif berupa trauma yang menyebabkan frustasi. Bentuk frustasi antara lain ;
1.      Agresi
2.      Regresi
3.      Fiksasi
4.      Proyeksi
5.      Identifikasi
6.      Narsisme
7.      Autisme
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti ;
1.      Kota- kota besar
2.      Anak – anak muda usia dini
3.      Wanita
4.      Orang yang tidak beragama
5.      Orang yang terlalu mengejar materi
  1. Penderitaan dan Perjuangan
penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia yang artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga untuk menderita. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
  1. Penderitaan, Media Massa dan Seniman
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang, dan lain – lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat Hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, meletusnya gunung Galunggung, ataupun perang Irak – Iran.
Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan oleh para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca atau penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni itu sendiri.
  1. Penderitaan dan Sebab – Sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab – sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut ;
a.       Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
b.      Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan atau azab dari Tuhan
  1. Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam – macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia atau kecewa, sedangkan sikap positif yakni sikap optimis mengatasi penderitaan hidup. Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca dan para penonton akan memberikan penilaiannya.















v  bab 6 artikel terkait - mANUSIA DAN penderitaan




TKI di Brunei cedera parah usai melompat dari lantai 3

Merdeka.com - Lima bulan bekerja di Brunei Darussalam, Erni Purwantini (45), TKI asal Kediri Jawa Timur melarikan diri dari rumah majikannya dengan melompat dari apartemen Askar Mentiri lantai tiga. 
"Korban mengalami cedera parah dan sudah dilarikan ke RS Ripas," ujar Starly relawan BMI (Buruh Migran Indonesia) di Brunei Darussalam, Minggu (16/11) seperti dikutip dari pdiperjuangan-sa.org.
Starly menjelaskan, peristiwa terjadi pada pukul dua siang waktu setempat. Semula korban bergantungan hingga lantai satu, dan meminta pertolongan. "Ada beberapa orang yang melihat, tetapi tidak memberikan bantuan saat kejadian. Karena sudah tidak kuat saat bergantungan, korban nekat melompat dan jatuh," sambungnya.
TKI Disiksa di Malaysia Kembali Terungkap
www.inilah.comonFollow on Google+



INILAH.COM, Kuala Lumpur – Kasus penganiayaan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) oleh majikannya di Malaysia terus terjadi. Belum lama ini terungkap seorang TKI pembantu rumah tangga bernama Maria Roberta Sain, 30, kabur dari rumah majikannya dengan kondisi tubuh mengenaskan.
Kantor berita Bernama, sebagaimana dikutip The Star , (10/9/2013), mengungkapkan Maria ditemukan dalam kondisi kurus dengan luka memar di wajahnya di Subang Bestari. Polisi menyatakan ia tidak mendapat makan yang layak dari majikannya.
Kepala Kepolisian Sungai Buloh Superintenden Junaidi Bujang mengatakan Maria luka-luka juga ditemukan di sekujur tubuhnya. “Kami berupaya mendapatkan izin dari pengadilan supaya Maria bisa ditempatkan di rumah penampungan untuk perempuan karena dia takut kembali ke rumah majikannya,” ujar Junaidi.
Sementara itu, majikannya telah menyerahkan diri ke kepolisian Sungai Buloh dan akan dihadirkan di pengadilan Petaling Jaya agar polisi bisa menahannya. [tjs]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar